GOVERNANCE SYSTEM
Istilah sistem pemerintahan adalah kombinasi dari dua kata, yaitu sistem dan
pemerintahan. Berarti sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa
bagian yang memiliki hubungan fungsional antara bagian-bagian dan hubungan
fungsional dari keseluruhan, sehingga hubungan ini menciptakan ketergantungan
antara bagian-bagian yang terjadi jika satu bagian tidak bekerja dengan baik
akan mempengaruhi keseluruhan. Dan pemerintahan dalam arti luas memliki
pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam menjalankan kesejahteraan
Negara dan kepentingan Negara itu sendiri. Dari pengertian itu, secara harfiah
berarti sistem pemerintahan sebagai bentuk hubungan antar lembaga Negara dalam
melaksanakan kekuasaan Negara untuk kepentingan Negara itu sendiri dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
BUDAYA ETIKA
Pada saat ini topik tentang pengembangan budaya etika menjadi pembicaraan di
kalangan para pemimpin perusahaan kelas dunia baik di Amerika maupun Eropa.
Tujuan pengembangan budaya etika adalah meningkatkan kualitas kecerdasan
emosional, spiritual dan budaya yang diperlukan oleh setiap pemimpin bisnis
sehingga dapat memperlancar proses pengelolaan bisnis yang digeluti. Oleh
karena itu mereka meyakini bahwa hanya budaya etikalah yang dapat menyelamatkan
bisnis mereka di masa depan. Hal ini muncul dari hikmah atas peristiwa krisis
ekonomi dan keuangan dunia yang berawal di Amerika dimana penyebab utama dari
peristiwa tersebut adalah tidak berjalannya etika bisnis dengan dukungan
manajemen risiko yang kuat. Para ahli manajemen beranggapan bahwa krisis
terjadi akibat beberapa perusahaan tidak menerapkan prinsip-prinsip dengan baik
dan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar dari peristiwa
krisis itulah maka pada saat ini para pemain bisnis global semakin menyadari
pentingnya mengembangkan budaya etika berbasis prinsip-prinsip dan nilai-nilai
perusahaan.
MENGEMBANGKAN STRUKTUR ETIKA KORPORASI
Membangun entitas korporasi dan menetapkan sasarannya. Pada saat itulah perlu
prinsip-prinsip moral etika ke dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan
diterapkan baik dalam entitas koporasi, menetapkan sasaran bisnis, membangun
jaringan dengan para pihak yang berkepentingan (stakeholders) maupun dalam
proses pengembangan diri para pelaku bisnis sendiri. Penerapan ini diharapkan
etika dapat menjadi “hati nurani” dalam proses bisnis sehingga diperoleh suatu
kegiatan bisnis yang beretika dan mempunyai hati, tidak hanya sekedar mencari
utang belaka, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup, masyarakat, dan
para pihak yang berkepentingan (stakeholders).
KODE PERILAKU KOPORASI (CORPORATE CODE
OF CONDUCT)
Pengolahan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang
selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan
moral atau etika. Code of conduct merupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis
PT. Perkebunan dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas
sehari-hari dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Pembentukan citra yang baik terkait
erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan para
stakeholder. Perilaku perusahaan secara nyata tercermin pada perilaku pelaku
bisnisnya. Dalam mengatur perilaku inilah, perusahaan perlu menyatakan secara
tertulis nilai-nilai etika yang menjadi kebijakan dan standar perilaku yang
diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi setiap pelaku bisnisnya. Pernyataan dan
pengkomunikasian nilai-nilai tersebut dituangkan dalam code of conduct.
Evaluasi Terhadap Kode Perilaku
Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan penyusunan pedoman-pedoman.
Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan
telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.
Pengaruh etika terhadap budaya:
1. Etika Personal dan etika bisnis merupakan kesatuan
yang tidak dapat terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi dalam
mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi menjadi perilaku organisasi
yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
2. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang
terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi
dasar kekuatan persusahaan yang pada gilirannya berpotensi menjadi sarana
peningkatan kerja.
REFERENSI :
http://dianmei.wordpress.com/2013/10/23/governance-system/
http://valueconsulttraining.com/human-resources-training/1910-budaya-etika#axzz2oxz9Bywr
http://fatmaambarsari.blogspot.com/2012/12/mengembangkan-etika-struktur-korporasi.html
http://fatmaambarsari.blogspot.com/2012/12/kode-perilaku-korporasi.html
http://dianmei.wordpress.com/2013/10/23/governance-system/
http://valueconsulttraining.com/human-resources-training/1910-budaya-etika#axzz2oxz9Bywr
http://fatmaambarsari.blogspot.com/2012/12/mengembangkan-etika-struktur-korporasi.html
http://fatmaambarsari.blogspot.com/2012/12/kode-perilaku-korporasi.html
0 komentar:
Posting Komentar